Ketika lingkungan tak lagi bersahabat dengan penghuninya. Ketika manusia tidak lagi menggunakan akal jernihnya. Mereka membuat sesuka mereka, bertingkah tak menhiraukan norma. Seakan dunia penuh dengan tamparan-tamparan dari mereka yang tak beraturan. Lantas Kita harus bagaimana?
Apa gunanya kita hidup jika tidak untuk saling mengingatkan, saling menasehati dan saling mengajak kebaikan pada sesama. Dalam Al-Qur’an surah al-Ashr ayat 3 telah dijelaskan
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Tugas kita sebagai seorang manusia yang beriman harus bisa saling berbuat kebaikan, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.Islam adalah agama nasehat. Ada banyak dalil yang mengungkapkan bagaimana keutamaan memberi nasehat dan berbagi ilmu kepada orang lain. Namun, sering kali saat seseorang diberi nasehat, orang tersebut jadi merasa tersinggung. Lalu, apakah memberi nasehat itu buruk?
Pada dasarnya, setiap orang memang berhak mendapatkan nasehat. Akan tetapi, memberikan nasehat juga tidak bisa sembarangan. Ada etika-etika memberi nasehat yang perlu diperhatikan. Dengan begitu, nasehat yang disampaikan bisa sampai dan diterima dengan baik oleh orang lain.
Sebelum memberi nasehat, kita harus meyakini dengan pasti bahwa niat memberi nasehat dilakukan dengan niat yang ikhlas. Sama seperti kebaikan lainnya, memberi nasehat juga merupakan sebagian dari ibadah. Karena itu, setiap ibadah harus dilandasi dengan niat yang ikhlas agar bisa mendapatkan pahala dari Allah.
Tak perlu menunggu kita menjadi baik untuk mengingatkan orang lain. Jika menunggu jadi baik dulu baru kemudian mengingatkan orang lain, lantas kapan kita bisa berani mengingatkan orang lain. Jangan menunggu diri kita benar dahulu kemudian mengingatkan orang lain.
Karena dengan mengingatkan orang lain kita bisa mengontrol perbuatan kita untuk tidak melakukan hal yang sama seperti apa yang kita ingatkan pada orang lain. Dan itu termasuk awal langkah kita untuk hijrah menjadi lebih baik. Karena disamping mengingatkan orang lain tanpa kita sadari kita juga mengingatkan diri kita sendiri. Setidaknya kita tidak menjadi kaburo maqtan
Jika sebuah nasihat, himbauan dan tulisan tidak cukup, maka lengkapilah dengan aksi nyata. Karena perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita diam tanpa tindakan apa-apa.
Banyak para kyai, ustadz, penceramah dan penulis beranggapan bahwa dirinya telah cukup menyebarkan kebaikan melalui apa yang mereka sampaikan. Jika semua orang bisa berubah hanya dengan himbauan dan nasihat , maka mungkin tidak ada lagi manusia yang melakukan kejelekan. Tapi ternyata masih banyak
Memang, ada sebagian orang yang bisa berubah hanya dengan nasihat dan himbauan tapi ada juga yang beribu kali sudah di ingatkan dan di naihati hasilnya nihil, gagal total. Orang seperti ini butuh sosok figur yang bisa menasehatinya lewat action atau aksi nyata yang dilakukan. Bukankah mengubah dengan tangan dan kekuatan yang kita punya merupakan sebuah prioritas yang Rasululloh ajarkan?
Pemberian nasehat juga harus dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan syariat dan kemampuan orang yang memberi nasehat. Dalam hadits riwayat Muslim disampaikan bahwa ada tiga tingkatan memberi nasehat. Yaitu dengan menggunakan tangan, menggunakan lisan, dan menggunakan hati.
Akan tetapi, memberi nasehat juga harus disesuaikan dengan kemampuan. Jika seseorang tidak mampu memberikan nasehat dengan menggunakan tangan, maka ia bisa dan bahkan harus menyampaikannya dengan lisan. Memberikan nasehat melampaui kemampuan yang dimiliki bisa mendatangkan mudharat dan kesulitan bagi pemberi nasehat.
Mengajar itu lebih mudah dari pada mendidik. Begitu juga menasehati lebih mudah dari pada mengubah. Orang yang bisa mendidik dan mengubah sesorang menjadi lebih baik. Dia adalah orang yang luar biasa. Kalau kita ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat, kita harus bisa melakukan sesuatu, minimal dengan cara menasehati orang lain lewat lisan dan tulisan. lebih-lebih jika dengan aksi nyata itu jauh luar biasa