Madrasah Aliyah (MA) Assholach Kejeron gunakan kitab kuning dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kitab kuning merupakan bagian dari visi misi MA Assholach dalam hal melestarikan kemampuan menguasai turats atau warisan intelektual.
Pembelajaran dilakukan pada mata pelajaran Al-Quran dan Hadits dengan membacakan satu fasal, kemudian membacakan perkata agar siswa dapat memberikan makna bacaan, kemudian mengartikan perkata dan menjelaskan.
Pembelajaran kitab kuning diajarkan karena latarbelakang dari MA Assholach yang termasuk dalam naungan Yayasan Pondok Pesantren Assholach, oleh sebab itu sudah sepatutnya siswa-siswi lulusan MA Assholach sedikit banyaknya bisa membaca dan memahami isi dari kitab kuning.
Siswa diajarkan untuk bisa memahami bahasa arab dengan cara memberi garis, mengartikan perkata dan memahami isi kandungan dari kitab Qoul Munir fi Ilmi Ushuli Tafsir Muqaddimah fi Ulumul Quran wa Ushuli Tafsir.

Kepala MA Assholach Dr. Ahmad Adip Muhdi, M.H.I mengatakan penggunakan kitab kuning tersebut dilaksanakan untuk mengajarkan siswa agar bisa membaca dan memahami bahasa Arab dan Al-Quran karena latar belakang sekolah ini adalah pondok pesantren.
“Alhamdulillah, mata pelajaran yang diampuh oleh Ustadz Akhmad Muhajirin yang pernah belajar di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Jogjakarta, semoga dapat memberikan keberkahan ilmunya untuk kita semua sehingga kita dapat mengamalkan dan mengajarkannya kepada siswa-siswa MA Assholach,” tutur Doktor Adip.
Doktor Adip yang juga khidmah sebagai ketua ISNU Kabupaten Pasuruan menyebutkan, pembelajaran kitab kuning termasuk program grand design yang tujuan dari semua kegiatan yang sasaran mutu Santri KITAB.
Semua pembelajaran kitab ada rel dan sanadnya, yang amat sangat terkait ialah argumentatif, sasaran mutu, dengan argumen yang jelas dari kitab. Argumentatif tidak mungkin tercapai jika siswa tidak mampu membaca kitab turats sebagai sumber dalil yang primer.
Ini merupakan hal yang penting sekali, terutama kita mendapatkan sanad keilmuan. Kini di dunia internet kita sering jumpai belajar tanpa guru atau tanpa sanad. Nah, hal demikian di pesantren sanad itu sangat penting.
“Mudah-mudahan dengan adanya pembelajarna kitab kuning tersebut siswa dapat membaca dan memahami kitab kuning, selain unggul bidang pembelajaran juga unggul bisa membaca kitab kuning serta mencintai Al-Quran seperti lulusan-lulusan pesantren,” harapnya Selasa (30 Juli 2024) di ruangan kepala madrasah.