Sebagai implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan Madrasah yang dimana akan menerapkan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran baru. Madrasah Aliyah (MA) Assholach menjadi tuan rumah tempat pelaksanaan kegiatan Diseminasi Kurikulum Merdeka bagi Madrasah Aliyah Se-KKM (Kelompok Kerja Madrasah) MAN 2 Pasuruan.
Adapun peserta kegiatan pada pagi ini adalah Kepala Madrasah, Waka Bidang kurikulum dan perwakilan guru dari 40 madrasah anggota KKMAN 2 Pasuruan. Pada acara pembinaan bpk/ibu guru di MA Assholah tersebut, Kepala MA Assholach Dr. Ahmad Adip Muhdi, M.H.I memberi dukungan terhadap peserta kegiatan Diseminasi Kurikulum Merdeka di Aula KH Zainuddin Pondok Pesantren Assholach Kejeron Gondangwetan.
Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan proses menuju kemajuan dalam dunia pendidikan, dimana dalam kondisi darurat atau seperti pandemi saat ini ilmu pengetahuan harus bisa diakses oleh peserta didik tanpa batasan ruang dan waktu.
Kemandirian, kreativitas dan produk dalam realitas kehidupan di masyarakat perlu dikuasai oleh para peserta didik. Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari upaya pemulihan pembelajaran (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi.
Kegiatan diawali dengan penyampaian materi kebijakan kementerian agama dalam Implementasi Kurikulum Merdeka oleh Kepala MAN 2 Pasuruan, Pak Irham Zuhdi, S.Pd, M.Pd selaku ketua KKMAN 2 Pasuruan. Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa Pemerintah menetapkan kurikulum minimum, prinsip pembelajaran dan asesmen dalam Kurikulum Merdeka.
Dalam kurikulum baru ini membuka ruang bagi madrasah untuk mengembangankan program dan kegiatan tambahan sesuai visi, misi dan sumber daya yang tersedia. Madrasah dan pendidik memiliki keleluasaan untuk mengorganisasikan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan konteks lokal dari masing-masing madrasah.
Hal baru ini perlu diapresiaasi oleh para pemangku kebijakan dalam lembaga masing-masing. Keleluasaan yang diberikan Kurikulum Merdeka ini merupakan indikator letak kemerdekaan madrasah dalam mengelola pendidikan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga akan muncul sistem yang memiliki ke khasannya masing-masing.
Pak Farid salah satu Wakil Kepala Madrasah (Waka) bidang Kurikulum dari MAN 2 Pasuruan, membagikan ilmu dan pengalamannya dalam menerapkan Kurikulum Merdeka yang sudah dilaksanakan di madrasahnya, ke hadiri perwakilan madrasah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Kami sangat senang bisa berbagi pengalaman madrasah kami ke guru-guru madrasah lain mengenai Kurikulum Merdeka. Sebenarnya kami di sini tidak lebih pandai dari mereka, hanya saja kami yang lebih dahulu menerapkan Kurikulum Merdeka ini sehingga kami bisa berbagi ilmu ke mereka.” ujarnya
Berbagai materi yang disampaikan oleh Pak Farid diantaranya, persiapan madrasah dan guru dalam menyongsong Implementasi Kurikulum merdeka. Didalamnya mencakup materi menganalisis Capaian pembelajaran, strategi menyusun TP, menyusun ATP, Asessment Diagnostik, menyusun Modul Ajar dan menyusun Bahan Ajar.
Pada sesi ini peserta diberi pemahaman dasar mengenai tahapan-tahapan penyusunan perangkat ajar pada Kurikulum Merdeka secara sederhana. Dengan harapan peserta diseminasi memiliki minset bahwa perubahan kurikulum bukanlah sesuatu hal yang berat dan menakutkan. Cara penyampaian yang lugas, simple dan efektif memantik semangat peserta dalam memahami pemaparan yang disampaikan oleh penyaji.
Semoga ilmu yang didapatkan selama diseminasi bermanfaat dan dapat diaplikasikan untuk peserta didik secara maksimal dan tercipta pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia