Keikhlasan Harapan

oleh | Minggu, 5 September 2021

Ini adalah sebuah kisah tentan sebuah harapan. Harapan yang tulus dan ikhlas dari dalam hati. Yaa …. hatiku. Hati yang selalu kujaga agar selalu bersih dan suci. Aku adalah seorang santri dari Pondok Pesantren Assholach yang sangat aku cintai dan sangat aku banggakan. Sebuah pondok pesantren yang selalu mengajarkan aku kebaikan, kesabaran, keikhlasan, kesederhanaan, dan begitu banyak ilmu yang bermanfaat. Baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum.

Pada sebuah malam yang sangat tenan. Dimana saya masih berlatih untuk tashih Yanbu’a besok harinya. Ditengah-tengah asyiknya berlatih, tiba-tiba ada teman yang memanggi saya. “Sakinah! kamu dipanggil ke kantor Madin!”, kata temenku.

Lalu aku bertanya padanya, “Maaf! apa kamu tau, kenapa saya dipanggil ke kantor Madin?” Sambil mengangkat bahunya temanku menjawab “Maaf, aku nggak tau soal itu” “Tapi ndak usah khawatir deh kamu, udah pergi aja!” ujar temenku sambil menepuk kedua bahuku.

Untuk menghilangkan kehawatiranku, sambil tersenyum lalu kuucapkan terima kasih pada temenku itu. “Ya udah aku pergi dulu yaa” kata temenku sambil berlalu pergi meninggalkan aku yang saat itu masih dalam keadaan bingun dan sedikit rasa takut.

Hati saya berdetak kencang. Saya sangat penasaran, ada apa ini. Seingat saya, saya nggak pernah berbuat suatu kesalahan ataupun melanggar peraturan apapun. Tapi setelah berpikir sejenak saya sadar, buat apa saya merasa takut jika saya tidak melakukan kesalaha, maka bismillah. Saya beranikan diri datang langsung menemui Ustadzah (ketua pengurus) di kantor Madin.

Setelah sampai saya pun mengucap salam. “Assalamu alaikum”, “Waalaikum salam warahmatullahi wabarokatuh” terdegar sahutan merdu dari dalam kantor, rupanya ustadzah sudah menunggu saya. beliau memopersilahkan masuk dan menyuruh saya duduk.

Dengan sopan saya bertanya kepada beliau “Maaf ustadzah apa benar ustadzah memanggil saya?” Sambil tersenyum ustadzah melihat saya lalu denga lembut menjawab pertanyaan saya “Iya dek Sakinah, Saya mau memberi tahu bahwa saya memilih kamu utnuik itu berpartisipasi dalam lomba sholat subuh berjamaah, apa kamu bersedia untuk berpartisipasi?” tanya ustadzah.

Tentu saja tanpa pikir panjang aku langsung menganggukkan kepala tanda setuju ” Iya Ustadzah, tentu saja saya bersedia ikut serta dan saya berjanji akan melakukan yang terbaik, semoga kita mendapat hasil yang terbaik. amiiin” Serentak kami berdua mengucap syukur dan doa.

“ya sudah, kalau kamu memang bersedia dan bersemangat untuk mngikuti lomba ini, saya sangat senang semoga sukses, dan sekarang boleh kembali ke kamar untuk belajar lagi!” perintah ustadzah.

Setelah mengucapkan salam dan terima kasih, saya pun pergi kembali ke kamar. Saya pergi dengan hati yang sangat gembira, karena jika boleh jujur selam ini saya selalu ingin bisa seperti kakak-kaka senior saya yang mempunyai banyak prestasi, sering ikut lomba dan menang.

Bahkan saya selalu berdoa pada Allah, agar suatu saat nanti saya diberi kesempatan dan kemampuan untuk mewakili dan bisa mengharumkan nama pondok saya. Akhirnya Alhamdulillah ya Allah telah engkau kabulkan doa hamba selam ini.

Tapi ditengah kebahagiaan ini tiba-tiba terbesit sedikit kekhawatiran didalam hati saya. Bagaiman saya menghadapi semua ini, karena saya baru ingat jika besok hari saya harus menghadapi tashihl. Kemudia persiapa untuk lomba ditambah lagi besok lusa saya ujian sekolah. “bagaimana yaa?…”

Saya mempersiapkan diri untuk menghadapi semua itu dalam waktu yang hampir bersamaan tapi untuk mundur saya nggak mungkin untuk melepaskan kesempatan baik seperti ini.

Akhirnya ditengah kebingungan ini saya berkeyakinan bahwa atas rahmat Allah SWT “dimana ada kemauan disitu ada jalan, dimana ada niat yang baik dan tulus ikhlas Allah pasti membantu, karena Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampun hambanya”

Hari demi hari berlalu, satu persatu tugas yang saya emban terselesaikan dengan baik, berkat rahmat Allah saya mampu dengan baik melewati semua itu, sekarang tinggal mengikuti lomba sholat berjamaah. Hati saya jadi sedikit gelisah.

Saya dan teman-teman mempersiapkan diri untuk berangkat menuju tempat perlombaan. Setelah menempuh perjalanan yang sedikit jauh akhirnya kami tiba ditempat perlombaan. Kami pun segera mempersiapkan diri masing-masing, tapi ketika acara sambutan baru dimulai oleh panitia lomba, tiba-tiba sakit maag saya kambuh. Entah kenapa ini terjadi di saat yang kurang tepat

Saya khawatir dan bingun harus bagaimana dengan maag saya ini. Saya khawatir sakit saya menganggu lomba ini. Maag saya berlanjut hingga lomba akan dimulai. Tapi untungnya saya tampil diurutan yang masih lama. Ketika menunggu giliran tampi, tiba-tiba da pendamping lomba saya yang memberi kami sedikit makanan dan minuman dan juga obat untuk mencegah maag.

Alhamdulillah dengan perantara minum obat tadi, Allah membuat maag saya perlahan-lahan sembuh. Setelah sembuh, saya tidak sengaja melihat orang tua yang kebingungan minta tolong untuk mengantar beliau untuk pulang kerumahnya, yang kebetulan ada diseberang jalan dari tempat perlombaan. Dengan penuh ikhlas saya mengantar orang tua tersebut dengan aman. saya merasa bersyukur. Dan senang sekali bisa sedikit memberi bantuan orang lain yang sedang membutuhkan.

Dan tanpa saya sadari telah tiba giliran saya untuk tampil dalam lomba. Alhamdulillah dengan kerja keras dan semangat yang tinggi, penampilan kami dalam lomba banyak yang menyukai dan merasa puas dengan hasil usaha kami.

Setelah kami selelsai lomba, pendamping lomba kami mempersilahkan kami untuk istirahat dan makan terlebih dahulu. Sambil menunggu pengumuman lomba, saat makan bersama kami melepas lelah dan ketegangan dengan bercanda dan mengambil foto bersama, semua itu sangat berkesan bagi saya

Setelah lelah dan semua ketegangan hilang. Kami pergi ke musholla untuk melaksanakan sholat duhur berjamaah. Lalu setelah sholat kami kembali ketempat lomba, setelah menunggu lama, akhirnya tibalah pengumuman pemengan dimulai. Bersamaan dengan itu hati kami was-was dan penasaran dengan hasil yang kami capai.

Dan dari satu perstatu pengumuman lomba. Alhamdulillah pondok kami menang. Dan ketika giliran pengumuman pemenang lomba praktek sholat subuh berjamaah yang saya ikuti ternyata mendapat juara satu.

Sungguh kemenangan ini tidak pernah kami sangka, meskipun sangat kami harapkan. Betapa senangnya kami semua mendengan pengumuman tersebut. Setelah itu tak henti-hentinya kami mengucapk syukur atas berkah dan rahmat yang telah Allah berikan pada kami semua. Dan setelah itu kami bergegas ke musholla untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah selesai kami bersipa untuk pulang kembali ke pondok dengan membawa kebagaiaan dan kebanggaan untuk pondok.

Sekian kisah kecil ini saya tulis dan saya sampaikan. Meskipun mungkin tidak terlalu menarik, teapi semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi dan semangat untuk kita semua agar selalu memiliki harapan dan impian yang tinggi dan jangan lupa dengan doa yang ikhlas

Semua ini tiada yang sia-sia, karena usahamu akan jadi cerita. Keringatmu akan menjadi makna dan suksesmu akan menjadi bangga

Bagikan artikel ini ke :