162 Santri Assholach Diwisuda, Ini Pesan Untuk Wisudawan

oleh | Minggu, 20 Juni 2021

Pondok Pesantren Assholach Kejeron melaksanakan wisuda terpadu 2021. Wisuda berlangsung di halaman Pondok Pesantren Assholach, Ahad (20 Juni 2021). Sebanyak 162 santri yang mengikuti wisuda tahun ini. 12 lulusan dari RA, 20 wisudawan dari MI, 73 peserta dari Mts dan sisanya 57 peserta merupakan siswa MA Assholach.

Acara wisuda yang meriah ini dihadiri sekitar 200-an tamu undangan, baik dari keluarga wisudawan dan tamu undangan khusus. Acara ini dimulai dari jam 08.00 WIB, ditandai dengan penampilan grup albanjari Assholach Zainul Muslim.

Setelah penampilan berlangsung, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh seorang santri Pondok Pesantren Assholach. Acara berlangsung dengan khidmat. Di samping itu, paras para wisudawan terlihat berbinar dan sangat berbahagia karena saat ini merupakan momentum bersejarah dalam kehidupan mereka.

Setelah pembacaan al-Qur’an, acara diambil alih oleh paduan suara MTs Assholach dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan penyampaian pesan dan kesan dari perwakilan wisudawan yang disampaikan oleh saudara Ahmad Nabil Balya.

“Saya merasa bersyukur bisa memilik waktu belajar di MA Assholach, Terima kasih kepada Bapak Ibu guru yang telah ikhlas mengajar kami. Menjadi sahabat ketika kami nakal, menjadi pelita saat kami kegelapan. Kami berharap semoga ilmu yang diberikan kepada kami bisa menjadi kado terindah bagi masyarakat dan negara,” tukas Nabil yang juga sering menorehkan prestasi untuk Assholach dibidang non akademik.

Setelah kata sambutan dari perwakilan wisudawan, dilanjutkan dengan kata sambutan dari perwakilan wali santri. Kali ini disampaikan oleh Gus Nurul Anwar. Beliau sangat berterima kasih kepada dewan asatidz Assholach yang telah mengajari anak-anak kami dalam mengenal agama Islam. “Semoga amal panjenengan semua menjadi wasilah untuk menuju surga”, katanya.

Atas nama wali murid, Gus Nurul Anwar merasa sangat bangga lantaran masih banyak pelajar yang berkenan untuk sekolah di pesantren Assholach. Tidak hanya ilmu pengetahuan yang diraih, juga selama di pesantren akan mendapat tempaan hidup dan berkah dari para ulama dan kiai.

“Para wali murid termasuk saya harus bersyukur lantaran anak-anak mau sekolah sekaligus mondok di pesantren ini, karena tidak sedikit, anak-anak kita yang enggan mondok lantaran dianggap sebagai orang desa dan ketinggalan zaman,” ujar Gus Anwar

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Assholach, Dr. Ahmad Adip Muhdi, M.H.I dalam sambutannya, menyampaikan bebrapa pesan penting. Pertama, momentum wisuda bukanlah akhir dari suatu perjuangan, tetapi merupakan awal untuk melaju ke pendidikan yang lebih tinggi. “Karena itu, para wisudawan tidak boleh cepat berpuas diri dengan capaian saat ini. Anda semua harus melanjutkan studi sampai perguruan tinggi. Untuk itu, terus belajar dan tingkatkan prestasi, karena Yayasan Pondok Pesantren Assholach merupakan salah satu lembaga pendidikan unggulan, siswanya harus unggul juga” imbau Pak Adip

Gus Lutfil Hakim sebagai khodimul ma’had juga tak lupa dalam memberikan wejangan kepada peserta wisuda. Beliau berharap kepada santri yang sudah diwisuda untuk terus belajar sampai kapanpun agar kita selalu dalam lindungan Allah. “Saat teman sebaya kalian terjerumus dengan minuman keras, pergaulan bebas, kondisi lingkungan yang tidak mendukung dan perilaku negatif lainnya, kalian semakin asyik dengan pendalaman agama dan keterampilan,” terangnya. Maka selalu sambung silaturahmi dengan guru-guru anda, jangalah terputus dengan pondok.

Selaras dengan apa yang disampaikan Gus Luthfi, Hadir pula KH. Saifullah Damanhuri yang diundang sebagai mauidhoh hasanah dalam wisuda terpadu ini menambahkan pesan Gus Luthfi. Menyekolahkan anak ke pondok pesantren saat ini menjadi pilihan yang bijak, mengingat pergaulan di luar yang semakin tidak terkendali. Para orang tua nampaknya semakin sadar bahwa selain membekali anak dengan ilmu dunia, mereka pun perlu memberikan bekal ilmu akhirat. Dalam hal ini, pendidikan agama menjadi sangat penting dan mempunyai peran cukup besar dalam menghindarkan anak-anak, terutama remaja, dari pergaulan yang tidak kita inginkan.

Karena itu, memondokkan anak di pesantren bukan berarti orang tua bisa berlepas tangan terhadap urusan pendidikan anak. Orang tua tetap berperan penting dalam kesuksesan anak yang belajar di pondok pesantren agar anak mampu meraih ilmu yang diajarkan secara maksimal dan penuh berkah. Pondok pesantren bukan tempat menyerahkan sesuatu dan kita hanya ongkang-ongkang kaki menerima bersihnya saja. Orang tua sebagai wali santri hendaknya memperhatikan hal-hal yang menunjang proses kelancaran dan dan keberhasil anak saat mondok.

Memberikan nafkah yang halal. Demi tercapainya kesuksesan anak belajar di pondok pesantren, memberikan nafkah halal juga tak kalah penting. “Untuk mencari ilmu agama untuk dunia dan akhirat, tentu saja energi yang didapat harus dari jalan yang halal.” ujar kiai yang juga sebagai pengasuh Syamsul Arifin Pukul Kejayan.

Terakhir beliau menghimbau kepada wali santri yang hadir untuk selalu memperbanyak doa. Menitipkan anak untuk menuntut ilmu di pondok pesantren bukan berarti menyerahkan urusan anak 100% kepada pondok dan hanya mengirimkan uang yang dibutuhkan anak. “Doa orang tua sangat diperlukan untuk menunjang dan mendorong keberhasilan anak. Orang tua wajib mendoakan agar anak mendapatkan ketenangan, semangat, kemampuan belajar, serta keberkahan selama di pondok pesantren.” pungkasnya

Setelah kegiatan yang panjang ini menyentuh titik terakhir, para wisudawan beserta keluarga dan teman-temannya berfoto bersama di atas panggung.

Bagikan artikel ini ke :